Bukittinggi-Deklarasi pelaksanaan Limbago Adat Nagari Kurai akan digelar di Pelataran Jam Gadang pada Sabtu 28 Oktober 2023.
Hal ini disampaikan Ketua Parik Paga Hasanudin St. Rajo Bujang, beserta tim deklarasi Lembaga Nagari Kurai dengan membuat suatu pernyataan sikap bahwasannya lembaga adat yang sudah lama terbenam dan terkubur lama ingin dibangkitkan lagi.
"Artinya ini bukan hal yang baru, hanya saja bagaimana lembaga adat ini bisa bangkit lagi dimana selama ini lembaga adat sudah terbenam sudah banyak terlupakan, sehingga yang biasanya Provinsi lain belajar ke Nagari Kurai atau Minang, sekarang malah sebaliknya, " papar Rajo pada Jum'at (27/10) kepada awak media.
Lanjut dikatakannya, kita sekarang mengingatkan bahwasanya limbago kita memang ada hanya saja bagaimana kedepannya nanti para tokoh masyarakat mulai dari Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai Bundo Kanduang Parik Paga ini bangkit bersama lagi, artinya dari antara semua itu mulai dari Ninik Mamak, Alim ulama kemudian Bundo Kanduang Cadiak Pandai ini akan berbimbingan tangan sehingga akan bersinergi, istilah kata Ninik mamak kita juga mengatakan "Saciaok bak ayam Sadanciang Babasi"
Baca juga:
Kirab Pemilu 2024, Tiba di Bukittinggi
|
"Disinilah nantinya akan terwujud rasa Adat yang dikatakan Adat Basandi Syarak Syarak' Basandi Kitabullah syarak mangato adik mamakai ini akan terpakai kan lagi Batanggo naiak Bajanjang Turun, pun akan terlaksana lagi jadi kami dengan semangat bagaimana agar ini tercipta supaya Ranah Minang pada umumnya dan Kurai pada khususnya, " papar Rajo(panggilan sehari-hari-red).
Menurut dia, ini tidak dipandang sebelah mata lagi oleh pihak-pihak lain, dalam artian kita ingin mengembalikan marwah para tokoh adat, Ninik Mamak dan Marwah Nagari Kurai sendiri atau Nagari sendiri.
Baca juga:
14 WBP LABUKTI Kembali Dapatkan Hak Premi
|
"Jadi kedepannya baik ini untuk masyarakat Minang kita yang ada di Sumatera Barat maupun masyarakat kita yang ada di perantauan baik didalam. Negeri maupun luar negeri jadi kedepannya kalau Marwah Minang kita sudah bangkit para perantau-perantau Minang, " sebutnya.
Kedepannya Insya Allah mudah-mudahan ke depan kalau mau kita udah bangkit para perantau-perantau Minang akan kembali lagi ke Ranah Minang karena sekarang banyak perantau Minang banyak yang lupa akan ranah Minang karena adat itu sudah juga banyak terlupakan.
"Mudah-mudahan ke depan perantau Minang rindu akan Minang dan kembali lagi Ranah Minang, lahir di Ranah Minang insya Allah nanti berkumpul juga di Ranah Minang, " ungkap Rajo.
Dikatakannya, kita mengundang seluruh masyarakat tokoh-tokoh masyarakat hukum adat Nagari kemudian lintas partai, lintas ormas yang ada, kita tidak pandang bulu artinya Kurai terbuka untuk siapa saja.
"Namun satu prinsip kami yang Kurai jangan diinjak injak jangan jadikan kami tamu di tanah kelahiran kami sendiri.Jadi kami ingin jadi tuan rumah yang menghargai setiap pendatang menghargai suku lain menganggap daerah daerah lain , " tegasnya.
Ia menambahkan, .kita siap bersinergi apapun itu dengan pemerintahan ataupun dengan aparat pengamanan naik dari Polri, Polres maupun dari TNI , jadi kami Parik Paga Nagari tokoh Adat masyarakat semua siap bersinergi, artinya sekitar tahun 2012 dicanangkan Pemerintah balik.ka Nagari, mudah-mudahan Nagari akan diperhatikan kembali.
Selanjutnya kata Rajo, untuk seribu karangan bunga ini karena dengan bergeraknya Anak Nagari untuk membangkitkan gairah untuk rasa kebersamaan.
"Jadi 1000 karangan bunga seluruh masyarakat yang ada di Bukittinggi maupun diperantauan bukan orang Kurai saja, tetapi seluruh masyarakat di Bukittinggi yang ada di Bukittinggi maupun diperantauan, " ulasnya lagi.
Jadi semua bersinergi dan kami insya Allah sampai saat sekarang tangan kami terbuka untuk siapa saja demi nagari yang kita cintai Bukittinggi yang indah ini.
"Kami sengaja memilih hari Deklarasi ini tanggal 28 Oktober bertepatan dengan hari lahirnya atau bangkitnya hari Sumpah Pemuda, jadi Sumpah Pemuda bukanlah artinya bukan anak muda saja, tapi pemuda yang lahir dan masyarakat hukum Adat Limbago Nagari kembali bangkit, " pungkasnya.
(LindaFang).